Egrang

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Egrang adalah alat permainan tradisional yang terbuat dari 2 batang bambu dengan ukuran selengan orang dewasa, sedangkan untuk tumpuan bawah bambunya agak besar.
Permainan ini sudah tidak asing lagi, mekipun di berbagai daerah di kenal dengan nama yang berbeda beda. Saat ini juga sudah mulai sulit di temukan, baik di desa maupun di kota, Permainan Egrang sendiri sudah ada sejak dahulu kala dan merupakan permainan yang membutuhkan ketrampilan dan keseimbangan tubuh.
B.         Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1)      Apa yang dinamakan dengan Egrang?
2)      Apa sejarah dari Egrang?
3)      Bagaimana cara bermain Egrang ?
4)      Apa nilai budaya dari Egrang?
C.         Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1)      Untuk mengetahui lebih jauh apa Egrang itu
2)      Untuk mengetahui sejarah Egrang.
3)      Untuk memenuhi Mata Pelajaran PLH.
D.         Manfaat penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi teman-teman disekolah khususnya penulis untuk mengetahui lebih lanjut tentang Sejarah Egrang.
E.            Metodologi
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data sekunder dari berbagai sumber.













BAB II
LANDASAN TEORI
A.                    Pengertian dan sejarah Egrang
Egrang adalah alat permainan tradisional yang terbuat dari 2 batang bambu dengan ukuran selengan orang dewasa, sedangkan untuk tumpuan bawah bambunya agak besar.
1.      Pemain
2.      Tempat dan Peralatan Permainan
3.      Aturan Permainan
4.      Jalannya Permainan
B.     Nilai Budaya
Nilai budaya yang terkandung dalam permainan egrang adalah: kerja keras, keuletan, dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain yang berusaha agar dapat mengalahkan lawannya. Nilai keuletan tercermin dari proses pembuatan alat yang digunakan untuk berjalan yang memerlukan keuletan dan ketekunan agar seimbang dan mudah digunakan untuk berjalan.








BAB III
PEMBAHASAN

A.                    Pengertian dan sejarah Egrang
Egrang adalah alat permainan tradisional yang terbuat dari 2 batang bambu dengan ukuran selengan orang dewasa, sedangkan untuk tumpuan bawah bambunya agak besar.
Permainan ini sudah tidak asing lagi, mekipun di berbagai daerah di kenal dengan nama yang berbeda beda. Saat ini juga sudah mulai sulit di temukan, baik di desa maupun di kota, Permainan Egrang sendiri sudah ada sejak dahulu kala dan merupakan permainan yang membutuhkan ketrampilan dan keseimbangan tubuh.
Egrang adalah permainan tradisional Indonesia yang belum diketahui secara pasti dari mana asalnya, tetapi dapat dijumpai di berbagai daerah dengan nama berbeda-beda seperti: sebagian wilayah Sumatera Barat dengan nama Tengkak-tengkak dari kata Tengkak (pincang), Ingkau yang dalam bahasa Bengkulu berarti sepatu bambu dan di Jawa Tengah dengan nama Jangkungan yang berasal dari nama burung berkaki panjang. Egrang sendiri berasal dari bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang. Dalam bahasa Banjar di Kalimantan Selatan disebut batungkau.Permainan Egrang sendiri sangat unik karena sangat dibutuhkan ketrampilan dan keseimbangan tubuh bila menaikinya, makanya tidak semua orang baik orang dewasa maupun anak anak bisa bermain Egrang.
Bentuk Egrang disesuaikan dengan pemakainya sesuai dengan umur si pemakai, bila yang bermain orang Dewasa maka pembuatanya pun panjang dan tinggi, sedangkan untuk anak anak bentuk danukuranya pun pendek. Egrang terbuat dari batang bamboo dengan panjang kurang lebih 2,5 meter. Sekitar 50 cm dari bawah, dibuat tempat berpijak kaki yang rata dengan lebar kurang lebih 20 cm.
1.      Pemain
Permainan egrang dapat dikategorikan sebagai permainan anak-anak. Pada umumnya permainan ini dilakukan dilakukan oleh anak laki-laki yang berusia 7-13 tahun. Jumlah pemainnya 2-6 orang.
2.      Tempat dan Peralatan Permainan
Permainan egrang ini tidak membutuhkan tempat (lapangan) yang khusus. Ia dapat dimainkan di mana saja, asalkan di atas tanah. Jadi, dapat di tepi pantai, di tanah lapang atau dijalan. Luas arena permainan tilako ini hanya sepanjang 7--15 meter dan lebar
sekitar 3-4 meter. Peralatan yang digunakan adalah dua batang bambu bata (volo vatu) yang relative lurus dan sudah tua dengan panjang masing-masing antara 1,5-3 meter. Cara membuatnya adalah sebagai berikut. Mula-mula bamboo dipotong menjadi dua bagian yang panjangnya masing-masing sekitar 2½-3 meter. Setelah itu, dipotong lagi bambu yang lain menjadi dua bagian
dengan ukuran masing-masing sekitar 20-30 cm untuk dijadikan pijakan kaki. Selanjutnya, salah satu ruas bamboo yang berukuran panjang dilubangi untuk memasukkan bambu yang berukuran pendek. Setelah bamboo untuk pijakan kaki terpasang, maka bambu tersebut siap untuk digunakan.
3.      Aturan Permainan
Aturan permainan egrang dapat dibagi menjadi dua, yaitu perlombaan lari dan pertandingan untuk saling menjatuhkan dengan cara saling memukulkan kaki- kaki bambu. Perlombaan adu kecepatan biasanya dilakukan oleh anak-anak yang berusia antara 7-11 tahun dengan jumlah 2--5 orang. Sedangkan, permainan untuk saling menjatuhkan lawan biasanya dilakukan oleh anak- anak yang berusia antara 11-13 tahun dengan menggunakan sistem kompetisi.
4.      Jalannya Permainan
Apabila permainan hanya berupa adu kecepatan (lomba lari), maka diawali dengan berdirinya 3-4 pemain di garis start sambil menaiki bambu masing- masing. Bagi anak-anak yang kurang tinggi atau baru belajar bermain egrang, mereka dapat menaikinya dari tempat yang agak tinggi atau menggunakan tangga dan baru berjalan ke arah garis start. Apabila telah siap, orang lain yang tidak ikut bermain akan memberikan aba-aba untuk segera memulai permainan. Mendengar aba-aba itu, para pemain akan berlari menuju garis finish. Pemain yang lebih dahulu mencapai garis finish dinyatakan sebagai pemenangnya. Sedangkan, apabila permainan bertujuan untuk mengadu bamboo masing-masing pemain, maka diawali dengan pemilihan dua orang pemain yang dilakukan secara musyawarah/ mufakat. Setelah itu, mereka akan berdiri berhadapan. Apabila telah siap, peserta lain yang belum mendapat giliran bermain akan memberikan aba- aba untuk segera memulai permainan. Mendengar aba-aba itu, kedua pemain akan mulai mengadukan bambu-bambu yang mereka naiki. Pemain yang dapat menjatuhkan lawan dari bambu yang dinaikinya dinyatakan sebagai pemenangnya.

B.                     Nilai Budaya
Nilai budaya yang terkandung dalam permainan egrang adalah: kerja keras, keuletan, dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain yang berusaha agar dapat mengalahkan lawannya. Nilai keuletan tercermin dari proses pembuatan alat yang digunakan untuk berjalan yang memerlukan keuletan dan ketekunan agar seimbang dan mudah digunakan untuk berjalan. Dan, nilai sportivitas tercermin tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak berbuat curang saat berlangsungnya permainan, tetapi juga mau menerima kekalahan dengan lapang dada. (gufron)



















BAB IV
KESIMPULAN

A.                      Simpulan
Egrang adalah alat permainan tradisional yang terbuat dari 2 batang bambu dengan ukuran selengan orang dewasa, sedangkan untuk tumpuan bawah bambunya agak besar.
B.                      Saran-saran
1.      Untuk Teman-teman dan Pembaca
Alhamdulillah Dengan beresnya makalah ini kami berharap teman-teman dan para pembaca khususnya,kami mohon kritik dan sarannya terhadap makalah ini ,makalah ini mungkin jauh dari sempurna tapi mudah-mudahan makalah ini bisa menambah wawasan teman-teman semua mengenai masalah Permainan Egrang.
2.        Untuk Bapak Guru
Kepada Bapak Guru kami mohon bimbingannya mungkin makalah ini terlalu banyak kesalahan dan jauh dari sempurna tapi kami minta bimbingan nya dari Bapak guru untuk bisa lebih memahami betul tentang Egrang.







DAFTAR PUSTAKA



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

konfigurasi SIP